Sabtu, 09 Desember 2017

Ada Apa Dengan Broken Home

Hallooo... halo... halo... juster! Apa beritanya nih hari ini? semangatkah? Tentu semangat donk! :-D postingan ini dipersembahkan untuk anda dari salah satu Mp3 Lagu dari penyuplai just pendek saja namanya A.W #AmericanWarteg oh salah itu nama restoran. okefokus, hari ini kawanya merupakan mengenai korban serta akibat dari istilah BROKEN HOME, bukan. Bukan patah rumah, Tapi ini hanya istilah orang yang punya persoalan dirumah alias kenasiban dirumah lagi berantakan. Nah kalo kami perhatikan dikurang lebih kita, tak sedikit para korban broken home (KBH) baik yang tampak maupun yang tak tampak. Tapi, sebelum ke intinya, kami tentu punya keluarga dengan anak buah inti yang komplit, berkecukupan. Tentu ga bakal merasakan yang namanya broken home. Beda sama anak-anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya, misal:

Anak yang tadinya penurut, rajin sekolahnya, rajin menabung serta ga nakal tapi tiba-tiba seusai orang tuanya cerai anak itu sehingga ngebangkang serta begajulan. heheh (istilah anak jaman sekarang).

Nah perubahan sikap anak itu dikarenakan oleh berbagai faktor.

Dia mengalami konflik batin (sambil nunjuk ke hati). tentu dirinya bakal disuruh pilih mau tinggal sama siapa?     Bapak alias emak alias nenek alias tante alias panti asuhan.loh? nah otomatis memunculkan sikap labil, sebab dirinya saying sama semuanya serta mau tinggal bareng tapi kenyataan emang rutin menyakitkan. #kasian
 Adanya rasa tersanjung yang belum sempat dirinya rasakan sebelumnya,ketika KBH ini pertamakah mengetahui dunia luar rumah yang termasuk bebas, kejam, serta ga pandang bulu. serta ini nih biasanya yang bakal terjerumus ke faktor negatif serta termasuk berbahaya.
Adanya keinginan besar untuk terjun langsung serta mencoba pengalaman baru yang selama ini engga sempat tau serta engga sempat terpikirkan. Nah kalo ini ada segi positifnya selama dirinya berada dijalur yg benar.
Tidak lebih pintarnya dalam memilih perkawanan serta dalam berteman.

Ini si bukan sok tau, cuman berdasarkan pengamatan. Baik dari lingkungan rumah sendiri, masyarakat, kerabat, televisi, sinetron, ftv alias laporan dari pak rt, pak rw. Ciee pengamat.

Kalo udah semacam ini, siapa yang wajib disalahkan ya? Apakah 100% ini salah orang tuanya? Hingga detik ini just belom bisa jawaban yang cocok serta logis buat pertanyaan di atas. Kasihan kalo menonton anak-anak korban broken home ini, meskipun mereka pintar menutupi ketidak sempurnaan hatinya yang semakin mengalami konflik batin, tapi sebenernya mereka benar-benar rapuh #jadisyedih T-T. Makanya jangan coba sekali-kali anda menyinggung perihal keluarga terhadap mereka. Bakal namun semangatilah serta cobalah meyakinkan bahwa anda merupakan tahap dari keluarganya juga.

Nah buat mereka yang KBH ? yang lebih dewasa serta bijak dalam menghadapi persoalan ini tentu mempunyai keistimewaan tersendiri. Entah dari sifat, pemikiran , serta biasanya lebih punya tujuan nasib yang terencana hahayde :-D kenapaa bisa dibilang begitu, sebab :


Tentunya ketika kelak dirinya menikah serta mempunyai keluarga, tentu mereka mempunyai keinginan agar anak-anaknya tak merasakan apa yang dirinya rasakan saat ini.
Cara berpikir mereka menjadi dewasa, sebab sering memperoleh pengalaman berharga dari kesendirian mereka.
Menjadi orang yang lebih menghargai serta menjaga dengan baik apa pum yang mereka punya termasuk pasangan masa depan mereka.
Menjadi pribadi yang realistis.

Yap.. ini yang cuman bisa just kasih tau ke temen-temen, Nah sebab setiap orang mempunyai persepsi masing-masing sehingga kalo ada yang tersinggung, ya Mohon Maaf dah... :-D

Just mengatakan : Inget kata keluarga cemara :
 “Harta yang paling berharga, merupakan keluarga Istana yang paling indah, merupakan…KeluargaPuisi yang paling bermakna, merupakan keluarga Mutiara tiada tara, merupakan … Keluarga

Goodbye , see you next time okey :-D
Quote : "mungkin saya pincang dalam memperoleh kasih sayang orang tua. Tapi, sebetulnya Video Youtube saya sanggup berlangsung bahkan berlari untuk menutupi kepincangan ini. Serta nampak baik-baik saja "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar